Akibat Lesu, Kurang Darah

02.01.00 Muhammad Abdurrohman 0 Comments




Lupa makan, kurang tidur, dan terlalu capek, ini semua merupakan sebagian penyebab anemia atau penyakit kurang darah. Kondisi bisa bertambah parah kalau asupan makanan tidak memenuhi gizi yang cukup.

Anemia, atau kekurangan sel darah merah, cukup banyak terjadi di kalangan  remaja putri. Kebanyakan karena mereka kurang mengindahkan faktor makanan sehari-hari yang bergizi atau takut badannya menjadi gemuk. Akibatnya, asupan gizi tidak sebanding dengan energi yang harus mereka keluarkan untuk melakukan berbagai aktivitasnya, alias tekor.

Sumsum tulang belakang merupakan “pabrik” butir darah merah atau eritrosit. Tugas darah adalah membagi-bagi oksigen dari paru-paru ke jaringan-jaringan tubuh. Pembentukan sel darah merah sangat tergantung pada hormon alami yang disebut eritroprotein (yang dibuat dan dikeluarkan oleh ginjal). Jumlah sel darah merah seseorang dapat diukur atau diperkirakan berdasarkan hematokrit atau hemoglobinnya.

Orang yang menderita anemia berita tidak mempunyai cukup oksigen dalam darahnya. Padahal oksigen diperlukan untuk membakar makanan guna menghasilkan energi. Ini menimbulkan gejala rasa lesu, sesak napas, dan jantung berdebar.

Saat jumlah butir daarah merah dalam tubuh kurang, tubuh berusaha mengimbanginya dengan menekan kerja jantung. Ketika jantung kita berdebar lebih keras, berarti lebih banyak darah dan oksigen terpacu keluar. Sementara itu paru-paru pun akan bekerja keraas agar oksigen yang diperoleh lebih banyak. Akibatnya, sebagian pembuluh darah akan melebar agar darah yang mengandung oksigen masuk kedalam jaringan tubuh. Sebagian pembuluh darah lain malah mengecil agar mampu mempertahankan oksigen.

Redistribusi darah yang demikian itu menyebabkan kita tampak pucat dan kulit terasa lebih dingin kalau diraba. Bila aktivitas tubuh kita makin beratmbah, maka tubuh pun semakin memerlukan tambahan oksigen. Kekurangan darah merah akan menyebabkan kita terasa lesu, lemas, dan mudah capek.

Sementara itu pertumbuhan fisik kaum remaja sangat dipengaruhi oleh perubahan hormonal, kognitif, serta emosi sehingga pada masa ini dibutuhkan makanan dengan zat-zat gizi yang cukup alias optimal agar pembentukan butir darah merahnya pun cukup. Bila konsumsi makanan tidak mencukupi, sehingga gizi yang dibutuhkan pun kurang, tentu saja kebugaran akan terganggu. Apalagi energi yang dikeluarkan cukup banyak.

Paara remaja masa kini kebanyakan lebih tergiur pada makanan yang lagi ngetren, yang celakanya sebagian besar hanya mengandung kadar lemak yang tinggi, sehingga tidak mengacu pada pola makan yang mencukupi pola asupan zat gizi optimal.

You Might Also Like

0 komentar: